MINGGU JUBILATE, 30 APRIL 2023
TUHAN SETIA
DALAM PEMELIHARAAN-NYA
Mazmur 100: 1-5
Dalam merancang
bangunan, kerap kali arsitek membuat “void”, yaitu area kosong yang dikonsepkan
dan didefinisikan sebagai cara untuk menghubungkan interior dan eksterior.
Karena terhubung ke area kosong ini, pintu dan jendela berfungsi sebagai
penghubung dan pelindung, yang dapat dibuka dan juga ditutup saat dibutuhkan.
Jika dirancang dan dipasang dengan baik, juga berguna untuk menghalangi
masuknya sinar matahari, hujan, angin hingga debu dengan efisien. Pintu
dan juga jendela memiliki peran yang sangat penting pada interior dan eksterior
bangunan. Kata pemazmur “Masuklah melalui pintu gerbang-Nya…!” (Mzm 100:
4). Kata Yesus “Akulah pintu; barangsiapa masuk melalui Aku, ia akan selamat
dan ia akan masuk dan keluar dan menemukan padang rumput.” (Yoh.10: 9).
Mazmur
100 adalah Mazmur ibadah, tepatnya Mazmur untuk korban syukur. Pada ayat 2 pemazmur
mengatakan, “Beribadahlah kepada TUHAN dengan sukacita, datanglah ke
hadapan-Nya dengan sorak-sorai!” Ibadah seharusnya adalah ibadah yang
membawa sukacita, kebahagiaan. Membayangkannya seperti seseorang yang mau mengunjungi
pacar di malam minggu. Maka hari itu terasa menyenangkan. Dari pagi wajah
sukacita terlihat, siul senandung lagu gembira terdengar. Ini hal yang terjadi
ketika kita datang ke gereja dengan sukacita.
Perlu kita
perhatikan kata sukacita dan sorak-sorai didahului dengan kata “beribadahlah
kepada Tuhan…” dan “datanglah ke hadapannya…” Dua kata itu dalam bahasa aslinya
menunjukkan pemahaman bahwa yang datang adalah orang yang statusnya lebih
rendah. Seperti seseorang yang datang menghadap raja atau seorang hamba datang kepada
tuannya. Apakah mungkin kita menghadap Presiden Jokowi dengan gaya guyonan seorang
sahabat, halo pak Presiden apa kabar? Tentu kita tidak datang dengan sembarangan!
|
B |
egitulah hakikat ibadah. Perjumpaan di
sini mendatangkan sukacita dan sorak sorai di hati kita, dan itu diungkapkan
bukan di sini, tapi di luar sana. Itulah sebab pemazmur mengatakan: bersorak-soraklah
bagi Tuhan, hai seluruh bumi! Perhatikan ada kata seluruh bumi di sana. Itu
berarti, sorak-sorai yang kita hayati ketika berjumpa dengan Tuhan, dilihat dan
dirasakan orang-orang di sekitar kita. Sehingga semua orang juga mau
bersorak-sorai bersukacita memuji Tuhan yang telah menciptakan dan
menggembalakan manusia. Janganlah ibadah kita justru terbalik! Di gereja kita
beribadah dengan sorak-sorai gegap gempita, tapi di luar gereja kita justru
sebaliknya. Bukankah banyak orang pulang gereja dengan wajah murung? Dan
membuat masyarakat sekitar terganggu?
Kalau di rumah istri
atau suami atau anak baik, itu akan terlihat dalam keseharian. Istri yang baik
membuat suaminya memakai baju rapi. Suami yang baik membuat istrinya berwajah
ceria. Anak yang baik akan membuat orangtuanya penuh semangat. Kalau Tuhan kita
baik, itu akan terlihat dalam hidup kita. Kita akan mengisi hari-hari kita
dengan penuh sukacita karena Tuhan setia dalam
pemeliharaan-Nya. Amin. Selamat hari Minggu. -NS-
Komentar
Posting Komentar